#30HariLaguKuBercerita Kira-kira di Masa Depan. . .

Selembar tiket penerbangan ke Banjarmasin ku tatap dengan penuh haru. Akhirnya, hari indah tersebut datang juga untuk memanggilku pulang ke kota tempat aku dibesarkan. Tiga bulan yang lalu kabar tentang kepastian tanggal pernikahan sahabatku ku terima via telpon. Di ruang tunggu bandara, tiket itu ku timang-timang layaknya bayiku yang baru akan lahir empat bulan lagi.
Perjuanganku untuk pulang kali ini tidak gampang. Aku masih ingat bagaimana memelasnya wajah suami ku ketika aku memutuskan pulang seminggu lebih awal dari rencana cutinya.
“Pulangnya nanti aja lah, Mah, minggu depan bareng sama papa. Kamu itu lagi hamil, nanti kalo kenapa-kenapa dijalan, sendirian, gimana?”
“Papa gak usah khawatir. Kan kemaren-kemaren aku juga udah cek ke dokter kan, aku sehat-sehat aja kan, masih boleh naik pesawat. Jadi tenang aja. Gak apa-apa kan kalo mama pulang duluan?”
“Gak bisa ya, kalo kamu datangnya pas acara resepsinya aja? Biar nanti kita pulang bareng-bareng pas aku cuti.”
“Kurang afdol pa, kan yang sakral itu acara pernikahan pas ijab qabulnya. Masa mama gak datang? Mama sama dia udah ngelewati banyak hal bareng. Mulai dari kisah cinta jaman unyu-unyu sampe kisah cinta yang berair mata. Dan mama udah janji sama dia.”
Aku ingat betul ekspresinya saat itu. Wajahnya pasrah, separuh dari dirinya melarangku pergi. Matanya tertunduk menatap perut buncit ku, dia duduk terdiam di hadapanku. Aku tau, ada sedikit marah yang dia pendam namun tak bisa dia ungkapkan. Ku harap kau benar-benar bersedia mengerti tentang arti persahabatan sesama wanita.
Dan di dalam badan burung besi ini lah kini aku terbang membelah langit pagi hari menuju Banjarmasin.
***
Minggu pagi. Dia duduk dengan anggun dihadapanku. Susah payah aku mencoba mengingat-ingat siapa artis yang layak di-mirip-kan wajahnya dengan dia, tapi aku tak menemukan siapapun. Dia mengenakan gaun berwarna putih, senada dengan tema dekor ruangan yang didominasi warna putih. Ku perhatikan sejenak wajahnya. Semburat kebahagian terpancar dari kedua matanya. Tunggu sebentar, sepasang mata itu mengenakan lensa berwarna abu-abu. Ini untuk pertama kalinya aku melihat dia mengenakan lensa berwarna selain bening.
Hingga kemudian acara pun dimulai. Seperti ada kekuatan magis yang masuk ke dalam kamar tempat kami dan mempelai wanita berkumpul, kami semua terdiam dalam senyap yang khusyuk. Hanya hembusan nafas yang kami izinkan untuk bersuara, sisanya terfokus mendengarkan prosesi ijab qabul. Dan yang kemudian terdengar adalah riuh kata ‘SAH’dan ‘Barakallah’, dan sahabatku ini telah sah menjadi istri dari seorang pria.
Ingin rasanya aku menitikkan air mata. Air mata haru bahagia atas segala apa yang telah dia lewati. Aku hanya menjadi saksi dari sedikit kisah hidupmu. Umur persahabatan kita mungkin masih muda, tapi petualangan bersama yang kita lalui mampu hinggap dalam memori ku yang terdalam. Ingat bagaimana kau bergandengan sambil tersenyum dengan pacarmu kala itu, bimbang karena tak dapat restu, galau karena lamaran yang ‘aya-aya wae’, LDR yang memusingkan, saling mention-mentionan artikel di twitter. Aku bersyukur atas jodoh yang Tuhan berikan padamu. Setidaknya pria ini adalah yang paling mampu bertahan dalam bully-an ku. Aku hanya bisa tersenyum dengan perasaan bersalah mengingat bagaimana dahulu menarik ulur support untuk setiap hubunganmu.
Ku raih handphone dari dalam tas ku, dengan sedikit iseng “Selamat ya, Bee. Akhirnya Tuhan sudah membuka misteri jodohmu bersamanya.”

*NOWPLAYING SHEILA ON 7 – SAHABAT SEJATI

6 Komentar:

  1. Bee.. U feel me better than the other. Smg yaaa aku ga perlu nunggu km hamil dulu buat bs merid, hehehee.. 100 jempol deh buat postingan kali ini.
    Someday klo kita udh merid, ingetin aku yaaa buat nulis komen lg d sini :* buat ngenalin suami aku, suami kamu :)

    ReplyDelete
  2. Bee.. U feel me better than the other. Smg yaaa aku ga perlu nunggu km hamil dulu buat bs merid, hehehee.. 100 jempol deh buat postingan kali ini.
    Someday klo kita udh merid, ingetin aku yaaa buat nulis komen lg d sini :* buat ngenalin suami aku, suami kamu :)

    ReplyDelete
  3. Like this, Meth... Sangat menyentuh... Dan komen diatas.. Salut buat persahabatan kalian, teman-teman.. :)

    ReplyDelete
  4. @jannatinnaimah ahahahhaaa... namanya juga cerita fiksi, suka-suka gue doung. hahahaaa.. Aaamiin, aamiin. Lebih aaamin lagi semoga dikasih jodoh yang pas dah sesuai versi kita dan takdir Tuhan yah. Sabar yah, sabaaar =)) tegarkan dan tetapkan sikapmu untuk setiap lamaran aya-aya wae nya \m/

    @fanie koyamori terima kasih faniar. boleh deh klo gue merit dikasih kado rumah di citraland yah :))))))

    ReplyDelete
  5. hayyy.... aku ikutan absen comment donkkk... XD
    #gmwkalah

    duduududuuu
    i'd love to give ttu for this one...
    simple but touchy...
    cant imagine how is d future later, when you guys get marrieds and have kids..
    all i hope is just we'll be like this forever and not forget to be hot and "gahol" mothers..
    aminnnn...
    hag hag hag

    selamat menempuh hidup baru cintahhhh(s).... :D

    ReplyDelete
  6. @luvwhiack hahahaaa kacau dah kacau komennya.. *elus-elus perut yang masih rata* =))

    ReplyDelete