Review Buku : Please Look After Mom

Buku hasil buruan di bazar Gramedia ; Please Look After Mom, Surat Panjang Tentang Jarak Kita Yang Jutaan Tahun Cahaya, Waktu Pesta Bersama Cinta

Cerita sampul belakang : 
"Sepasang suami-istri berangkat ke kota untuk mengunjungi anak-anak mereka yang telah dewasa. Sang suami bergegas naik ke gerbong kereta bawah tanah dan mengira istrinya mengikuti di belakangnya. Setelah melewati beberapa stasiun, barulah dia menyadari bahwa istrinya tidak ada. Istrinya tertinggal di Stasiun Seoul.
Perempuan yang hilang itu tak kunjung ditemukan, dan keluarga yang kehilangan ibu/istri/ipar itu mesti mengatasi trauma akibat kejadian tersebut. Satu per satu mereka teringat hal-hal di masa lampau yang kini membuat mereka tersadar betapa pentingnya peran sang ibu bagi mereka; dan betapa sedikitnya mereka mengenal sosok ibu selama ini, perasaaan-perasaannya, harapan-harapannya, dan mimpi-mimpinya."

Buku ini merupakan sebuah karya dari Kyung Sook Shin, penulis wanita asal Korea Selatan. Menceritakan tentang kisah sebuah keluarga yang mendadak harus menerima kenyataan hilangnya sang ibu di stasiun Kereta Seoul. Cerita dalam buku ini dibagi dalam empat sudut pandang; anak perempuan pertama, seorang penulis novel, sangat menyesal karena merasa tak bisa merawat ibunya dengan baik saat sakit; anak sulung laki-laki yang berprofesi sebagai karyawan perusahaan properti, merasa tak bisa memenuhi harapan ibunya setelah apa yang sudah dilakukan oleh ibu selama ini kepadanya; ayah, suami yang menyadari bahwa selama ini tidak memperlakukan istrinya dengan baik; Seekor burung, refleksi dari ibu yang mengenang kembali beberapa hal yang sudah terjadi dalam hidupnya. 

Saya membeli buku ini ketika iseng mampir ke Gramedia Veteran Banjarmasin yang ternyata sedang ada bazar buku di halaman parkir motor. Setelah mengamati beberapa tumpukan buku, mata saya langsung tertarik pada sebuah buku dengan sampul sederhana bergambar detail daun berwarna hijau dengan huruf hangul korea terpampang di sampul depannya. Berhubung saya ini orang yang sangat gampang terpikat hanya dengan sebuah sampul, pertimbangan untuk membelinya pun hanya berlangsung secepat kilat, hehehe... Kemarin beli pas bazar harganya cuma Rp25.000 looh..

Saya belum terlalu banyak membaca karya sastra dari Asia Timur. Beberapa yang sudah pernah saya baca seperti Penari-Penari Jepang karya Kawabata Yasunari; Kami Anak-Anak Bom Atom karya Osada Arata, yang mana kedua buku tersebut sama-sama berasal dari Jepang. Tapi entah mengapa, saya merasa sepertinya hawa-hawa tulisan dari asia timur ini mirip-mirip, ya. Dominan dari segi deskripsi, kata-katanya tidak berbelit-belit, dan mengalir dengan sangat lancar.

Dari segi cerita, alur yang diangkat dalam buku ini adalah maju-mundur-cantik (eeee... emangnya si incess) Intinya buku ini bercerita tentang hari dimana sebuah keluarga tiba-tiba harus menghadapi kenyataan hilangnya sang ibu, dan dimulai pada hari itu berbagai macam usaha pencarian terus dilakukan. Dan selama masa pencarian ini lah memori dari masing-masing pihak dalam keluarga tersebut bermunculan. Konflik yang terjadi dalam cerita ini pun sepertinya sudah biasa dialami oleh kita semua. Hanya saja bila dalam kehidupan nyata kita lebih fokus pada ego kita masing-masing yang hanya memikirkan konflik tersebut dari sudut pandang kita, sedangkan dalam buku ini, kalau menurut saya pribadi sih, lebih membuka sudut pandang baru dari pihak lain. 

Yang paling saya sukai dari buku ini adalah bagaimana sang penulis sukses menggambarkan perasaan seorang ibu. Perasaan yang muncul ketika anggota keluarga menganggap sesuatu adalah hal kecil, tapi bagi ibu itu merupakan hal penting. Memanglah benar, seperti apa yang diungkap oleh Path (yang entah ditulis oleh siapa) ketika saya membuat status Path dengan reading this book bahwa sudut pandang kita pada seorang Ibu akan berubah setelah membaca buku ini.

Karena buku ini telah berhasil membuka pandangan baru saya tentang seorang ibu, saya pastikan bahwa buku ini patut untuk direkomendasikan untuk dibaca oleh semua umur, khususnya untuk yang berstatus anak dan suami.

Untuk dua buku lainnya yang juga saya beli pas bazar, nanti saya ulas juga kalau sudah selesai baca. Saya itu ya, kalau ketemu buku bagus bacanya gak pernah sebentar, pasti makan waktu, karena biasanya buku bagus bakal membuat saya memikirkan hal-hal yang terkandung dalam buku tersebut. Bukan jadi baper sih, tapi bawa pikiran, hehehehe...